Indikator Ketepatan Memilih Kata
Indikator Ketepatan Memilih Kata
- Mengomunikasikan gagasan berdasarkan kaidah bahasa Indonesia
- Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna
- Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca. Sesuatu yang disebut ilmiah maksudnya adalah apa yang dimaksud penulis dan ditafsirkan pembaca sama
Kaidah Makna
Kata Denotatif dan Konotatif
- Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, tanpa kaitan dengan kata yang lain.
- Kata yang konotatif mengandung makna yang kiasan, nilai rasa atau gambaran tambahan yang ada disamping denotasi
Contoh:
- Toko itu dilayani gadis-gadis cantik.
- Secara denotatif maknanya sama yaitu wanita muda yang belum kawin
- Secara konotatif berarti bersifat puitis
- Kelompok anak mudah itu sedang asyik bermain musik.
- Secara denotatif bermakna kumpulan orang atau benda
- Secara konotatif, “kelompok/rombongan” bermakna positif, sedangkan “gerombolan” bermakna negatif.
Membahas suatu yang bersifat ilmiah sebaiknya menggunakan kata-kata yang denotatif. Penulis harus juga menggunakan kata konotasi yang tepat.
Kata yang Bersinonim dan Berhomonim
==Beberapa kata yang melambangkan satu makna tergolong kata yang bersinonim atau kata-kata sinonim==. Dua kata yang bersinonim bisa menghasilkan kalimat yang indah tapi juga hindari penggunaan kata yang berlebihan.
Antonim adalah lawan makna (berkebalikan). Antonim diperlukan untuk menegaskan sesuatu dengan menyangkal atau mempertentangkan, contoh besar dan kecil.
==Homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk (tulisan) dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.==. Misalnya kata bisa dapat bermakna racun atau dapat/boleh
- Homofon adalah kata yang sama lafalnya, berbeda ejaannya.
- Homograf adalah kata yang sama ejaannya, berbeda lafalnya.
- Hiponim terjadi jika makna suatu ungkapan merupakan bagian dari makna ungkapan yang lainnya. Hiponim hanya bersifat satu arah dan kebalikan dari itu disebut hipernim
Kata Konkret dan Kata Abstrak
- Kata konkret adalah kata yang berupa objek yang nyata, dapat dirasakan dengan panca indra.
- Kata abstrak adalah kata yang berupa konsep. Biasanya adalah kata bentukan. Contoh: perdamaian, penyesalan, kecerdasan, dsb. Selain itu juga ada : demokrasi, aspirasi.
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata yang bersifat umum dibedakan dari ruang lingkupnya. Semakin luas semakin umum katanya. Contoh:
Kata umum | Kata khusus |
---|---|
pemimpin | direktur |
runcing | tajam mancung |
memasak | menanak |
Gunakan kata khusus agar lebih jelas.
Nuansa Makna Setiap Kata
- karyawan atau buruh
- asisten atau pembantu
- wisma atau pondok
- hamil atau bunting
- meninggal atau mati
Kata Populer dan Kata Kajian
Kata populer sudah banyak digunakan/dikenal di berbagai lapisan masyarakat. Sebaliknya, kata kajian adalah kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan tertentu, biasa digunakan pada pembicaraan tulisan ilmiah.
kata populer | kata kajian |
---|---|
isi | volume |
sejajar | paralel |
bahagian unsur | suku cadang |
tahap | stadium |
garis tengah | diameter |
yakin | optimis |
petunjuk | indeks |
Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku | kata tidak baku |
---|---|
perbaiki | bikin baik |
beri tahu | kasih tahu |
Kata Mubazir
Kata mubazir adalah kata-kata bersinonim atau kata-kata yang sama maknanya dan digunakan bersama-sama. Contoh: sejak dan dari, demi dan untuk, agar dan supaya, dll.
Kata Mirip
Kata mirip adalah kata yang mirip bentuknya, maknanya. Penggunaan yang salah akan mengakibatkan kalimat tidak baku. Contoh:
- Tinggallah dulu di sini, saya akan membicarakan sesuatu hal dengan mu. (salah, sesuatu atau suatu hal)
- Pelajaran pertama berlangsung pada pukul 07.30 sampa dengan 09.30. (kata pukul untuk menunjukkan waktu)
- Pelajaran pertama berlangsung selama dua jam. (kata jam digunakan untuk menunjukkan jangka waktu)
Pasangan Idiomatis
Kata berpasangan, tidak dapat dipisahkan. Contoh:
- sesuai dengan … terdiri
- atas … terbuat dari …
- terjadi dari …
- sehubungan dengan …
- berbicara tentang …
- disebabkan oleh …
- bergantung pada …
- berbeda dengan …
- berbeda dari …
- berharap akan …
- bertemu dengan …
- sejalan dengan …
- berkenaan dengan …
Pengguanaan Pilihan Kata (Diksi)
Ketepatan Diksi
Syarat ketepatan diksi:
- Membedakan secara tepat antara kata bermakna konotasi dan denotasi,
- membedakan secara cermat terhadap kata yang hampir sama maknanya,
- membedakan kata-kata yang mirip atau hampir mirip ejaannya,
- mewaspadai akhiran asing yang kurang tepat
- memahami kata yang tergolong kata umum dan kata khusus,
- memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Persyaratan kesesuaian diksi :
- hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal,
- gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja, dalam situasi umum hendaknya menggunakan kata populer
- dalam penulisan, jangan menggunakan kata percakapan, kecuali saat menulis kutipan untuk menunjang isi tulisan,
- hidari penggunaan ungkapan yang sudah usang,
- hindari kata-kata yang mubazir,
- hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan dalam tulisan pembaca umum, kecuali istilah dalam bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh
- Anak itu memetiki setangkai bunga. Antara memetiki atau setangkai yang diperbaiki.
- Dia berpukul-pukulan. Dia itu tunggal, sedangkan berpukul-pukulan harus untuk jamak.
Kelaziman
Kata yang sebenarnya benar tapi tidak lazim didengarnya.
- Berperahu. Bisa (ber dengan kendaraan bisa)
- Berpesawat
- Berdelapan. Bisa (ber dengan nomina bisa)
- Bersebelas
Kelogisan
- Penonton melempar botol. Bisa juga berarti botol yang dilempar dengan sesuatu.
- Menggali lubang. Bisa juga berarti menggali tanah (yang belum ada lubang)
- Mengejar ketertinggalan. Bisa juga berarti ‘tertinggal’ yang dikejar secara logis.
Kesalahan Diksi
Kesalahan diksi adalah kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian kata.
- Pemakaian kata tidak tepat. Misalnya dari atau daripada.
-
Pemakaian kata berpasangan.
pasangan yang salah pasangan yang benar antara … dengan … tidak antara … dan … tidak … melainkan … baik … … tetapi … baik … ataupun … bukan … maupun … bukan … tetapi … melainkan … Contoh: Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi transaksi. (salah, yang benar baik … maupun)
- Pemakaian dua kata, bermakna sama. Contoh : ialah adlah merupakan, agar supaya, demi untuk, seperti contoh misalnya
- Beberapa hal yang harus diperhatikan penulis :
- Menghindari kata-kata yang tidak menambah kejelasan makna kata
- Menghindari penggunaan beberapa kata yang bermakna sama
- Menghindari penggunaan istilah baru karena dapat membingungkan
Perubahan makna yang penting:
- Meluas, misalnya kata putra-putri hanya untuk anak anak raja sekarang untuk semua anak
- Menyempit, misalnya kata sarjana dahulu dipakai untuk semua cendekiawan, sekarang khusus gelar akademik.
- Amelioratif, yaitu perubahan makna yang lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama. Misalnya kata istri dan nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
- Peyoratif, yaitu perubahan makna menjadi lebih rendah dari yang dulu. Misalnya, kata oknum dan gerombolan dianggap baik dulu tapi sekarang tidak baik.
- Sinestesia, yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran indera. Misalnya, kata-katanya manis. Manis sebernanya tanggapan indera perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar
- Asosiasi, yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Misalnya, kata amplop yang berarti kertas pembungkus surat, juga sering diartikan sebagai pembungkus uang.
Tugas : cari contoh kata-kata atau frasa yang tidak tepat/baku atau salah penulisan.